Perlukah membuat
outline sebelum menulis novel? Ini bisa menjadi pertanyaan siapa saja yang
tertarik untuk menulis novel untuk pertama kali. Saya sendiri tidak pernah
memikirkan hal itu sampai menulis beberapa novel.
Namun demikian, saya
kemudian merasa patut mempertimbangkan untuk membuat outline terutama kalau
novel yang saya tulis akan membutuhkan banyak bab dan halaman. Ternyata outline
sangat membantu saya dalam menggarap novel yang saya rencanakan, apalagi kalau
sinopsisnya juga sudah disiapkan.
Tanpa outline dan
sinopsis saya biasanya cenderung membaca kembali bagian novel yang telah saya
tulis sebelum melanjutkannya. Ini cukup memakan waktu dan celakanya bisa
membikin jenuh sehingga penyelesaian novel bisa memakan waktu lebih lama daripada
seharusnya.
Membuat Outline Dengan MindMapper
Buku-buku tentang
Mind Mapping sudah sering saya lihat
di toko buku, namun karena saya sok tahu atau lebih tepatnya tidak mau “mengosongkan
gelas”, buku-buku tersebut saya lewatkan begitu saja. Sampai kemudian saya ikut
Kos Hebat di Yogyakarta, seorang mentor bernama Pradnya Ratih mengenalkan
sebuah piranti lunak bernama MindMapper.
Seperti namanya, piranti
ini sangat bermanfaat untuk membantu kita memetakan pikiran, mulai dari menyusun
jadwal kegiatan sampai membuat outline buku yang hendak kita tulis. Cara
menerapkannya ternyata sangat mudah. MindMapper tentu sangat bermanfaat bagi
pemulis novel seperti saya.
Belakangan,
setiap kali saya hendak menulis novel saya selalu membuat outline terlebih
dahulu dengan piranti lunak ini. Dan hasilnya, saya bisa menyelesaikan novel
saya dalam waktu relatif lebih cepat.
MindMapper membuat
saya bisa memiliki outline novel yang rapi dalam berbagai bentuk, dan tidak
berlebihan kalau saya katakan, piranti lunak ini juga bisa membuat saya lebih
bergairah dalam menulis novel. Selain itu, kalau misalnya saya mengalami kemandegan
di satu bab, saya akan dengan sangat mudah bisa melompat ke bab lain, sebab
alur cerita sudah dipetakan sedemikian rupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar