Rabu, 06 November 2013

Menciptakan Pasif Income Dari Menulis Novel

Mimpi Sang Pramugari
Awalnya, menulis novel dan cerpen bagi saya hanya sekadar menyalurkan hobi corat-coret yang tumbuh dari kegemaran membaca apa saja, dari sobekan koran bekas pembungkus barang belanjaan sampai pada buku-buku yang tebal. Sama sekali tidak terlintas di benak saya kalau kelak kegiatan menulis novel dan cerpen bisa menciptakan pasif income.

Sesungguhnya, saya sudah sangat senang kalau mendapati tulisan cerpen saya dimuat di koran. Terus terang kesenangan ini jauh lebih besar daripada kesenangan yang saya rasakan kemudian ketika menerima honor. Maklum, honor yang saya terima dari menulis cerpen waktu itu dari koran lokal tidak cukup banyak, sekadar untuk mengganti ongkos kertas.

Namun ketika kemudian cerpen dan cerber saya mulai dimuat di media cetak nasional yang terbit di Jakarta, saya mulai menikmati enaknya menjadi orang yang bisa menulis cerpen dan cerber/novel. Gairah menulis cerpen dan cerber/novel pun seperti mendapat rangsangan sehingga ide-ide untuk menulis mengalir deras.

Ketika saya menerima surat dari seorang sastrawan senior, almarhum Satyagraha Hoerip, yang berisi komentar positif tentang salah satu cerpen saya yang dimuat di sebuah koran minggu, saya betul-betul excited.  Apalagi beliau lantas minta izin pada saya untuk menerjemahkan cerpen saya itu ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. Bayangkan, bagaimana melambungnya perasaan saya pada waktu itu. Itulah saat pertama kali saya tahu kalau karya cerpen itu bisa menghasilkan honor lebih dari satu kali.

Setelah sejumlah cerpen dan cerber/novel saya diterbitkan sebagai buku, saya baru menyadari kalau kegiatan menulis cerpen dan novel yang belum begitu serius saya lakoni telah menciptakan ladang pasif income. Dengan duduk manis saja saya bisa mendapatkan royalty berulang kali dari buku yang terjual.

Apakah Anda tidak tertarik menjadi penulis cerpen atau novel?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar